2.7.09

Profil : Adjie RS

Dilahirkan di sebuah rumah sakit pabrik gula dengan dokter dari Iran, Timur Tengah. Ini kerna orang tuaku bekerja di Pabrik Gula, di Jawa Timur yang selalu berpindah setiap lima tahun sekali dari satu pabrik gula ke pabrik gula yang lain. Nyaris tak punya kampung halaman.

Anak nomor tiga dari lima bersaudara yang semuanya laki-laki. Pendawa kata orang jawa. melewatkan masa kecil di lingkungan dengan budaya priyayi membuatku berontak. Akhirnya aku banyak berasosiasi dengan "orang-orang kampung" yang kebanyakan etnis madura, membentuk karakterku jadi separuh Jawa separuh Madura (Jawara).

Pabrik Gula Panji, di Kabupaten Situbondo tempat tinggal ku paling lama hingga Ayah ku memasuki masa pensiunnya. Teman masa kecilku kebanyakan orang-orang desa yang menurutku sangat bersahaja dan sangat menjunjung tinggi persaudaraan. Sekolah selalu di antar bus sekolah dan semua fasilitas tersedia. Masa kecilku sangat dipenuhi segalanya, membuat kikuk ketika berhadapan dengan dunia antah berantah yang serba keras, penuh perjuangan sekaligus kesedihan. Namun aku sering bermain di kebun-kebun tebu. Memakan tebu dengan mengupasnya dengan gigi sangat menyenangkan waktu ku bermain, sampai kenyang lalu pulang dengan menumpang kereta api berbahan bakar ampas tebu atau kayu.

Sekolah ku dari kecil biasa saja, lancar dan terkesan tanpa prestasi luar biasa. Berawal dari sebuah SDN di Kec. Asembagus yang jaraknya 60 km dari Ibukota Kabupaten Situbondo lalu pindah ke SDN Dawuhan II di Ibukota membuat masa kanak-kanak ku lebih berwarna. lalu melanjutkan ke SMPN I Situbondo dan masuk ke Sekolah Menengah Atas dengan sistim modul yang pertama di Indonesia (SMPP), mungkin sekarang jadi SMA II Situbondo.
Hobi bertualang ke alam bebas (out door) memenuhi kehausan ku akan kehidupan yang tak mungkin ku dapat dari balik tembok perumahan pabrik yang feodalism itu.

Bingung melanjutkan kuliah sampai nganggur setahun dan akhirnya melanjutkan ke Fakultas Pertanian di Universitas Muhammadiyah Jember sampai menyandang gelar "Tukang Insinyur" Sekarang di beri gelar Sarjana Pertanian (SP). Sempat menjadi Asisten Dosen dan sampai ditawarin menjadi Dosen di kampus ku. Tawaran yang aku anggap akan membelenggu ku kembali. Aku memilih menggembara.

Mendaki gunung mejadi kebiasaan dan bekerja bersama masyarakat pinggiran hutan menjadi tradisi ku dan komunitas pecinta alam. Kebiasaan itu telah membuatku menjadi pekerja sosial sejak lepas dari kehidupan akademi.

Tahun 1994 menuju Pulau Bawean, Gresik untuk membantu sebuah pondok pesantren di Desa Kepuh Teluk untuk membangun sekolah madrasyahnya, sampai merangkap jadi guru. Kemudian membangun sebuah Pondok Pesantren di Kec. Sedayu, Gresik dan memfasilitasi masyarakat sepanjang jalur pantura sampai Tuban.

Mencoba peruntungan di tengah-tengah beton Jakarta. Mengelola sebuah Bengkel Authorized sampai jenuh. Lalu kembali menggembara ke Pulau Seribu dekat Jakarta dengan program "Seaweed Project" selama empat tahun bekerja bersama membangun sosial ekonomi masyarakat nelayan. Program ini dilanjutkan ke Pulau Belitung bekerja bersama dengan Prof. Yusril Ihza Mahendra, SH untuk membangun Belitung setelah ditinggal PT Timah dengan begitu saja. Tak terasa empat tahun berkarya di pulau "Laskar Pelangi" Kehangatan keluarga Bapak Yusril telah membuatku kerasan di kawasan yang penuh dengan kolong (situ ) dan bebatuan itu.

Mencoba kembali masuk wilayah profesional dengan bergabung dengan sebuah holding company di Jakarta selama tiga tahun. Tidak lama, karena merasa dunia kerja bukanlah dunia ku sesungguhnya.

Kembali ke dunia pengabdian membuat ku lebih punya arti. Akhirnya kuputuskan bahwa dunia ku sebenarnya adalah Pekerja Kemanusiaan. Sejak itu malang melintang dari wilayah bencana ke wilayah bencana yang lain menjadi relawan kemanusiaan. Kemudian menjadi Direktur Forum Peduli Bencana Indonesia (FPBI) sebagai wadah relawan kemanusiaan.

Saat ini sedang melakukan aksi kemanusiaan di wilayah Lumpur Lapindo. Entah sampai kapan ?

Semoga diberi ketabahan dan kekuatan oleh Tuhan Yang Maha Akbar. Amin....

Salam Hangat
Adjie RS

3 komentar:

remoxp mengatakan...

Wah,, perjalanan hidup yang sangat panjang mas,,, pengalanmannya dah banyak ne pasti,, hehehe
Terus semangat yah mas untuk memperjuangkan hak-hak korban lapindo,,,

mindscape mengatakan...

panjang dan melelahkan......
semoga selalu diberi kekuatan dan ketabahan
salam hangat

Ludi Bambang mengatakan...

Sukses selalu semoga banyak Pahalanya dari Allah SWT

Posting Komentar

Video Lumpur

Profil

Foto saya
Surabaya, Jawa Timur, Indonesia
Catatan pikiran seseorang relawan kemanusiaan yang mencoba berimajinasi melalui inderanya terhadap lingkungan... Kontak : Adjie RS HP : 081234542038 email : adjie_rs@yahoo.com

Recent Post


 

Template by NdyTeeN